TOEFL dan TOEIC

TOEFL dan TOEIC merupakan standar asesmen yang dipatenkan dan dikelola oleh Educational Testing Service (ETS). ETS merupakan sebuah organisasi nirlaba yang berbasis di Princeton, New Jersey, Amerika Serikat. Dibentuk pada tahun 1947, ETS telah memiliki berbagai tokoh signifikan yang mempengaruhi perkembangannya dan dunia pendidikan.

Perbedaan TEFL dan TOEIC

Tujuan

  • TOEFL: Ujian ini seringkali digunakan sebagai salah satu syarat penerimaan oleh universitas atau lembaga pendidikan tinggi di negara-negara yang menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa utama. TOEFL fokus pada akademik dan mengukur sejauh mana seseorang dapat berpartisipasi dalam setting akademik dalam bahasa Inggris.
  • TOEIC: Didesain untuk mengukur kemampuan bahasa Inggris dalam konteks bisnis dan profesional. Banyak perusahaan menggunakan TOEIC untuk menilai kemampuan berbahasa Inggris calon atau karyawan mereka.

Struktur Ujian

  • TOEFL: Terdiri dari empat bagian yaitu Reading, Listening, Speaking, dan Writing. Biasanya dilakukan dalam satu sesi dan membutuhkan waktu sekitar 4 jam.
  • TOEIC: Terdiri dari dua bagian utama yaitu Listening dan Reading. Bagian Speaking dan Writing tersedia tetapi biasanya diadakan terpisah. TOEIC biasanya lebih singkat dibandingkan TOEFL.

Jenis Soal

  • TOEFL: Lebih akademik, menguji pemahaman dari teks atau situasi yang akan sering dijumpai di universitas atau lingkungan akademis.
  • TOEIC: Lebih praktis dan berorientasi pada kehidupan bisnis. Contoh soal biasanya berasal dari percakapan atau dokumen yang sering dijumpai dalam kehidupan profesional.

Skor

  • TOEFL: Skala penilaian berkisar antara 0-120.
  • TOEIC: Skala penilaian berkisar antara 10-990.

Penerimaan

  • TOEFL: Lebih luas diterima di institusi akademik.
  • TOEIC: Lebih banyak digunakan oleh perusahaan dan organisasi bisnis.

Kebutuhan Spesifik

  • TOEFL: Biasanya diperlukan untuk visa pelajar, pendaftaran sekolah, dan beberapa jenis sertifikasi profesional.
  • TOEIC: Seringkali menjadi salah satu syarat untuk mendapatkan posisi di perusahaan atau untuk kenaikan jabatan.

Keduanya merupakan standar yang diakui secara internasional dalam mengukur kemampuan bahasa Inggris, tetapi digunakan dalam konteks yang berbeda dan memiliki fokus serta struktur yang berbeda.

Sejarah TOEFL dan TOEIC

TOEFL (Test of English as a Foreign Language) dan TOEIC (Test of English for International Communication) adalah dua ujian yang berbeda, meskipun keduanya dirancang untuk mengukur kemampuan bahasa Inggris.

TOEFL pertama kali diperkenalkan pada tahun 1964 sebagai hasil dari inisiatif beberapa lembaga pendidikan tinggi di Amerika Serikat untuk menilai kemampuan bahasa Inggris mahasiswa internasional. Kebutuhan akan standar seperti ini muncul karena semakin banyaknya mahasiswa asing yang ingin belajar di universitas dan kolese di AS. Awalnya, TOEFL hanya terdiri dari ujian tertulis, tetapi seiring waktu, formatnya telah berkembang untuk memasukkan aspek-aspek lain dari kecakapan bahasa, termasuk mendengarkan, berbicara, dan menulis. Versi internet-based (iBT) dari TOEFL diperkenalkan pada 2005.

TOEIC diluncurkan pada tahun 1979, juga oleh ETS, dengan tujuan membantu perusahaan di Jepang untuk mengevaluasi kemampuan bahasa Inggris karyawan mereka. Konsepnya kemudian mendapatkan penerimaan yang luas dan digunakan oleh perusahaan-perusahaan di seluruh dunia sebagai alat untuk menilai kemampuan berbahasa Inggris karyawan atau calon karyawan dalam konteks profesional dan bisnis. Meskipun awalnya fokus pada dunia kerja, TOEIC juga mulai diterima oleh beberapa institusi pendidikan sebagai indikator kemampuan bahasa Inggris, terutama dalam konteks non-akademik.

Kedua ujian ini telah mengalami banyak revisi dan modifikasi selama beberapa dekade untuk menjaga relevansinya dengan kebutuhan yang selalu berubah dari dunia pendidikan dan bisnis. Meskipun demikian, keduanya tetap menjadi standar industri untuk evaluasi kemampuan bahasa Inggris di banyak negara.

Tinggalkan Balasan